PROPOSAL DAN KAJIAN PENGEMBANGAN OBYEK WISATA TANAH LOT DESA ADAT BERABAN KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN TABANAN

PROPOSAL  DAN KAJIAN
PENGEMBANGAN OBYEK WISATA TANAH LOT
DESA ADAT BERABAN KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN TABANAN

A. PENDAHULUAN
Obyek wisata tanah lot merupakan salah satu daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Tabanan yaitu di Desa Adat Beraban Kecamatan Kediri. Sifat dan keberadaan obyek wisata ini adalah merupakan wisata budaya, dimana terdiri atas bangunan-bangunan sejarah berupa peninggalan umat hindu yang sampai saat ini masih disungsung oleh umat hindu yang ada dibali.
Komponen pendukung dari wisata budaya ini adalah adanya bangunan-bangunan sejarah lainya yang terdiri dari Pura Penataran, Pura Enjung Galuh, Pura Taman Sari, Pura Batu Bolong, Pura Batu Mejan, Pura Pakendungan, sumber mata air batu mejan, areal tugu pahlawan, areal yeh kutikan, dan areal enjung sibun.. Disamping itu daya tarik utama pada obyek wisata tanah lot adalah tanah lot sunset. fasilitas pendukung pariwisata di Obyek Wisata Tanah Lot adalah Pasar Seni, rumah makan, penginapan, dan gallery kesenian.
Dalam tiga dasa warsa, untuk mengembangkan Obyek Wisata Tanah Lot tentunya tidak semua komponen Obyek Wisata dapat dikembangkan atau ditata dengan baik, baik dari struktur bangunan maupun perbaikan potenti-potensi yang ada.  Walaupun obyek wisata tanah lot memiliki daya tarik tersendiri yang mana sudah terkenal di mancanegara namun dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh manajemen operasional obyek wisata tanah lot menunjukkan bahwa kunjungan tamu asing sebesar 14% dari total wisatawan yang berkunjungan ke obyek wisata tanah lot dan sebesar 20% wisatawan yang datang dari kunjungan wisatawan yang berkunjung ke bali, dengan rata-rata tamu menikmati obyek wisata tanah lot selama 2 jam.
Permasalahan di atas membutuhkan suatu pemahaman dan analisis yang lebih  lanjut terhadap situasi seperti tersebut di atas, dan tentunya dengan perubahan-berubahan kebutuhan wisatawan harus sejalan dengan perubahan-perubahan atau pengembangan pada obyek wisata tanah lot sebagai tempat tujuan wisata, sehingga pada masa mendatang Obyek Wisata Tanah Lot tidak berpaku pada satu daya tarik untuk dapat dikunjungi.
Pengembangan atau exploitasi yang berlandaskan budaya harus segera dilaksanakan, yang tentunya sesuai dengan potensi dan pemetaan obyek wisata tanah lot menjadi kawasan wisata, sehingga komponen-komponen kebudayaan masyarakat yang dapat dikomersialkan terakomodasi dalam satu wadah yang tentunya akan mempengaruhi sektor ekonomi sosial masyarakat.
Dari penelitian yang dilaksanakan manajemen operasional, dalam pengembangan obyek wisata tanah lot sebelum tahun 2000 bahwa telah terjadi atau kesalahan infrastruktur faktor-faktor pendukung, khususnya dalam pembangunan fasilitas pasar seni dimana terjadi banyak kesenjangan-kesenjangan bangunan dan tidak saling mendukung, baik dari sisi rotasi  wisatawan maupun kenyamanan dan keindahan/keasrian. Adanya kesalahan penempatan bangunan hal ini telah menunjukkan bahwa dampak-dampak negatif baik dari sisi ekonomi sangat berdampak pada  manajemen pengelolaannya, dimana pengoptimalan pajak atau retribusi serta pertumbuhan ekonomi tidak berjalan dengan lancar maupun seimbang.
Atas permasalahan-permasalahan pengembangan  di atas, perlu dilaksanakan perbaikan, penataan, dengan sasaran pegembangan yang lebih luas dan pengoptimalan potensi yang ada dengan data-data yang autentik serta peluang pertumbuhan dari masing-masing sektor. Kajian ini akan menentukan trade mark untuk obyek wisata tanah lot mendatang sebagai landasan dan dasar untuk melaksanakan pembangunan parisiwata,  ekonomi dan sosial Pemerintah Kabupaten Tabanan.

B. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
Dari penelitiian yang dilaksanakan, ada beberapa pokok permasalahan yang terjadi dan menjadi proses dalam pembahasan serta langkah-langkah yang harus ditentukan adalah sebagai berikut ;
1. Masih kecilnya kontribusi wisatawan asing  untuk obyek wisata tanah lot, dengan rata-rata tamu berada di obyek wisata tanah lot adalah 2 jam,  dimana disatu sisi obyek wisata tanah lot adalah terkenal dimanca negara.
2. Adanya potensi pendukung dari daya tarik obyek wisata tanah lot baik yang sudah ada maupun yang belum dimanfaatkan sebagai lokasi dan sifat wisata baru sebagai daya tarik tersendiri.
3. Adanya kesalahan tata letak  dalam pembangunan pasar seni dimana insfrastruktur bangunan bertolak belakang serta tidak sejalan dengan rotasi wisatawan.
4. Kurangnya perhatian dalam bidang pertamanan, trotoarisasi, sehingga keasrian dan keindahan obyek wisata dan pengaturan rotasi wisatawan baik dari penampilan depan, parkir, dan sepanjang pasar tidak memadai.

C. LANDASAN HUKUM
Landasan hukum yuridis tentang pengembangan, pemanfaatan  dan pelaksanaan potensi atau sumber daya alam.
Landasan hukum dalam Badan Pengelolaan dan fungsi tugas dan tanggung jawab.
Landasan hukum berdasarkan filsafah agaman hindu tentang pembangunan dan pemanfaatan potensi budaya dalam aktifitas ekonomi.

D. PEMBAHASAN
ASPEK PENGEMBANGAN DAN PEMETAAN LOKASI
1. Aspek Pariwisata
Potensi Sumber Daya Alam
Dilihat dari sisi pariwisata, obyek wisata tanah lot adalah merupakan potensi yang baik untuk dapat menarik wisatawan, baik daya tarik secara fisik, cultur, dan sejarah. Hal ini ditunjukkan dengan data perkembangan wisatawan yang datang serta proyeksi kedepan dimana setiap tahunnya menunjukkan data yang positif dan mengalami peningkatan, dan ditunjukkan dengan tabel sebagai  berikut ;







Tabel 1
Data Perkembangan Wisatawan
Di Obyek Wisata Tanah Lot.

NO TAHUN WISNUS WISMAN JUMLAH Occupancy
1 1990          107.136         70.935         178.071 -
2 1991          135.736         83.610         219.346 23%
3 1992          128.333       169.279         297.612 36%
4 1993          200.250       252.015         452.265 52%
5 1994          247.185       251.397         498.582 10%
6 1995          224.220       153.524         377.744 -24%
7 1996          210.377       214.954         425.331 13%
8 1997          187.629       228.644         416.273 -2%
9 1998          141.495       187.844         329.339 -21%
10 1999          341.917       177.817         519.734 58%
11 2000          504.129       248.857         752.986 45%
12 2001          573.807         73.158         646.965 -14%
Jumlah        3.002.214    2.112.034      5.114.248 175%
Rata-rata            20.849         14.667          35.516 15%
Sumber : Badan Opearasional Obyek Wisata Tanah Lot.
Tabel 2
Proyeksi Kunjungan Wisatawan
Obyek Wisata Tanah Lot

NO TAHUN WISNUS WISMAN JUMLAH Occupancy
13 2002          465.133       204.270         669.403 3%
14 2003          509.498       185.012         694.510 4%
15 2004          564.078       144.001         708.079 2%
16 2005          616.544       105.147         721.691 2%
17 2006          712.086         98.603         810.690 12%
18 2007          887.474       111.504         998.978 23%
19 2008          956.831       100.146      1.056.976 6%
20 2009          982.049       121.360      1.103.409 4%
21 2010          945.552       122.440      1.067.991 -3%
22 2011          793.416         61.080         854.496 -20%
23 2012          823.418           7.598         831.016 -3%
24 2013        1.114.002         75.048      1.189.051 43%
Jumlah        9.370.080    1.336.209    10.706.289 74%
Rata-rata            65.070           9.279          74.349 6%
(data di olah) 88% 12% 100%

Dari tabel di atas, tingkat stabilitas dari peningkatan / occupancy adalah baik dimana fluktuasi tidak terlalu tinggi atau di atas titik 50%.
Dengan adanya peningkatan kunjungan di atas, bahwa sudah dapat diprediksi berapa omset penjualan yang akan dicapai sampai tahun 2013 serta dapat dihitung dengan jari dengan  kemungkinan peningkatan harga per 10 tahun sekali, serta pembebanan biaya perawatan dan biaya operasional,  namun perlu diperhatikan apa yang harus dikembangkan dalam penataan obyek wisata tanah lot, sehingga dapat membantu peningkatan length of stay dari wisatawan, yang berpengaruh positif dengan sektor perekonomian budaya dan kehidupan sosial. Dengan demikian diperlukan suatu pemetaan lokasi dari masing-masing potensi yang ada sehingga pengalokasian dana investasi tidak salah sasaran dan tidak saling bertolak belakang.
Pemetaan Dan Identidikasi Potensi Pariwisata
1. Area Pura Luhur Tanah Lot
Potensi yang menarik wisatawan untuk datang ke tanah lot dimana Pura Tanah Lot berupa bangunan fisik yang tua dan kokoh merupakan faktor utama sebagai promotor pergerakan wisatawan untuk melihat secara langsung keberadaannya, dimana bangunan ini memiliki nilai sejarah yang tinggi dari warisan budaya, dan didirikan pada tahun 1512 yang telah diperhatikan oleh dunia. Nilai sejarah itulah yang menjadi daya tarik tersendiri dimana pada air laut pasang posisinya diliputi oleh air laut yang ganas, dan pada air laut pasang posisinya berada pada pesisir dan tepi lautan.
Disamping itu nilai budaya dan pelestarian oleh umat hindu dilaksanakan dengan baik dengan nilai religius pada setiap piodalan yaitu pada buda wage langkir memiliki daya tarik dari kebudayaan dari umat hindu yang ada di Bali.
Dipandang dari sisi alam atau natural  bangunan Pura Tanah Lot yang memiliki nilai sejarah tinggi akan sangat menarik bilamana untuk dipandang dan diperhatikan seiring dengan perputaran bumi dimana matahari menunjukkan cahayanya yang merah tatkala mau tenggelam dari peredarannya bahwa telah memberikan makna tersendiri tentang sunset yang ditunjukkan dengan membelakangi bangunan tua yaitu Pura Luhur Tanah Lot. Sunset inilah yang sangat digemari para wisatawan dengan tujuan wisata alam tentang keindahan alam semesta ini.
Jadi dapat diidentifikasi bahwa beberapa poin tentang daya tarik Obyek Wisata Tanah Lot adalah sebagai berikut ;
1. Bangunan Tua dengan nilai sejarah yang tinggi merupakan arah wisata alam yang merupakan tujuan pendidikan dan penggemar sejarah.
2. Adanya sunset yang menarik untuk dilihat yang membelakangi bangunan sejarah. Upaya dan pengembangan fasilitas untuk menikmati sunset ini telah disediakan oleh masyarakat lokal yang  mempunyai tempat usaha pada sebelah timur dan utara pura luhur tanah lot, serta menyediakan sofdrink, food, dan event, merupakan tempat yang strategis untuk menyimak sunset. tempat ini sangat perlu dilestarikan dengan taman-taman bunga serta pegangan pengaman pada ujung-ujung tebing ke timur sampai ke barat.
Keberadaan usaha ini adalah salah satu komponen untuk menarik wisatawan, karena sistem penjualan dan promosi yang dilaksanakan yaitu dengan metode personal selling cooperation dengan travel agent. Dan secara tidak langsung fungsi promotion obyek wisata dilaksanakan oleh pelaku usaha yang ada ditempat tersebut dengan sifat yang paling menguntungkan.
3. Adanya kehidupan organism laut berupa ular laut yang jinak, dimana perlu dilestarikan untuk komponen pendukung daya tarik pada areal Obyek Wisata Tanah Lot.
4. Adanya event atau piodalan pura luhur tanah lot yaitu 2 kali per tahun yang memberikan kontribusi untuk daya tarik wisatawan untuk dapat melihat prosei keagamaan dan kebudayaan yang ada di bali.
5. Adanya lokasi atau tempat madya mandala, yang digunakan sebagai penunjang-penunjang kegiatan keagamaan, segaligus berfungsi sebagai tempat dan kegiatan wisata budaya dan kesenian.
Adapun Proyek yang diusulkan untuk pengoptimalan potensi obyek wisata tanah lot dengan pemberdayaan potensi wisatanya adalah ;
1. Pembuatan taman dengan motif bunga pada areal sebalah timur pura penataran ketimur sampai batas NBR, yang dialokasikan pada ujung tebing yang disertai dengan pengaman tebing, dengan tujuan memberikan dampak positif kepada pengusaha mini restaurant yang ada di lokasi ini serta kenyamanan dan keindahan pemandangan untuk melihat sunset sebagai faktor penunjang wisata alam.
Penempatan taman bunga dengan ketinggian tanaman maksimal 100 cm sehingga tidak menggangu wisatawan untuk melihat sunset sambil duduk pada kursi yang telah disediakan.
2. Pemanfaatan wantilan yang ada di mandya mandala yang sebelumnya sebagai open stage untuk event-event wisata yang memberikan dampak positif pada sektor kesenian yang ada dimasyarakat Desa Adat Beraban, baik pementasan langsung maupun pelaksanaan proses pendidikan kesenial.
3. Pembuatan jalan untuk pengangkutan sampah pada lokasi ini, sehingga dapat dilalui oleh mobil sampah. Dimana sampah-sampah yang ada saat ini ditimbun dan dibakar  pada belakang bangunannya atau tempat-tempat luang dan untuk kedepan  tidak baik untuk pengembangan kawasan.
4. Metode pelestarian potensi laut khususnya yaitu ular laut. Potensi ini dibutuhkan pengamatan kebudayaan dan religius yang lebih tinggi, untuk dijadikan penunjang komersial.
5. Pendayagunaan dan pelestarian udang laut  dengan menggunakan pantai yanga ada pada areal enjung sibun.
Tiga poin 1, 2, 3  di atas merupakan potensi yang dapat dikembangkan sehingga menambah makna wisata alam dan kegiatan-kegiatan kebudayaan maupun kesenian.
2. Areal Enjung Galuh Dan Arel Batu Bolong.
Potensi yang ada dalam area enjung galuh ini adalah sebagai berikut ;
1. Tersedianya lahan yang dimanfaatkan untuk taman dan penempatan bale payung, yang biasanya digunakan sebagai tempat picnic dan coctail party.
2. Tersediannya tempat untuk melihat Pura Luhur Tanah Lot dari sebelah Barat.
3. Tersedianya tempat untuk untuk melihat Pura Batu Bolong, yang merupakan panorama alam yang menarik dan indah, dan adanya jalan turun ke bawah menuju pantai atau pasir yang ada pada sebelah timur Pura Batu Bolong.
Pada masyarakat loka tempat ini biasanya digunakan sebagai tempat memancing, dan surfing pada pantainya.
4. Potensi yang ada pada batubolong adalah menyamai dengan situasi yang ada pada areal enjung galuh dan yang membedakan adalah kapasitas tempat untuk wisatawan yang  ada pada areal batubolong yang dapat digunakan adalah lebih kecil dari areal yang ada di enjung galuh.
Keempat komponen di atas  merupakan potensi yang telah ada, adapun          upaya-upaya yang diusahakan adalah sebagai berikut ;
1. Pembuatan  pemagaran  pada sisi-sisi tebing dengan penanaman pohon bunga pucuk, sehingga keamanan wisatawan lebih terjamin.
Pembuatan pagar ini dibuat sepanjang kawasan tebing sampai pada batas sebelah barat Obyek Wisata Tanah Lot yaitu pada areal yeh kutikan.
2. Pembuatan Penerangan pada areal enjung galuh berupa lampu-lampu taman dan lampu mercury.
3. Perbaikan jalan setapak dan saluran drainase, serta penempatan tong sampah portable mengingat tempat ini merupakan tempat picnic, sehingga kenyamanan dan kebersihan dapat terwujudkan.
Serta perbaikan jalan pada tebing menuju pantai batu bolong, yang biasanya digunakan sebagai tempat surfing untuk warga lokal.
4. Pemanfaatan pantai yang ada pada sebelah timur pura batu bolong dengan alternatif  pendayaa gunaannya sebagai berikut ;
- Digunakan sebagai landasan untuk melaksanakan surfing.
- Digunakan sebagai landasan dan pengembangan cano, dan jetski.
5. Potensi yang dikembangkan pada area batu bolong adalah perbaikan-perbaikan taman dan bale payung mengingat tempat ini memiliki kapasitas yang kecil, dan hanya cocok untuk santai / relax.
Dari identifikasi dan usulan pelaksanaan pembangunan 1,2,3 , bahwa areal enjung galuh tidak dibutuhkan adanya perubahan dan pembangunan fisik, fungsi utama sebagai tempat picnic tetap dilaksanakan dan dibutuhkan fasilitas pendukung lainnya. Untuk pengembangan pada poin 4 diperlukan analisis yang lebih mendalam yang mengangkat potensi tempat, kemasan product dan  pemasaran.
3. Areal Batu Mejan – Tugu Pahlawan – Yehkutikan
Ketiga lokasi ini yaitu Areal batu mejan, tugu pahlawan dan yeh kutikan, merupakan satu kesatuan yang harus dikembangkan. Masing-masing tempat memiliki potensi masing-masing sebagai berikut ;
Areal Pura Batu Mejan, dengan potensi :
1. Memiliki ruang pantai yang cukup luas, untuk tempat permandian.
2. Adanya 9 sumber mata air tawar.
3. Berada pada tengah-tengah areal batu bolong dengan yeh kutikan.
4. memiliki tebing-tebing yang tinggi sepanjang pantainya.
Areal Tugu Pahlawan, dengan potensi ;
1. Adanya bangunan sejarah berupa tugu pahlawan
2. Adanya tempat / space ruang yang luas dan belum dibudidayakan.
3. Pernah dimanfattkan sebagai area hutan lindung, dimana dibawah tahun 1990 dimanfaatkan sebagai lahan pertanian.
Areal Yeh Kutikan
1. Berupa sungai yang bermuara pada pantai.
2. Adanya batu-batu karang sepanjang sungai.
3. Lebar sungai kurang kebih 4 meter.
4. Air sungai mengalir dan tidak mengenal musiman.
Dari ketiga potensi-potensi yang ada pada masing-masing lokasi diatas adapun alternatif pengembangan dan pendayaagunaan lokasi tersebut adalah sebagai berikut ;
1. Areal Batu Mejan.
- Dimanfaatkan sebagai tempat permandian pada areal pantai, dimana akan menjadi satu kesatuan pada pendayaagunaan jetski yang launching dari pantai batu bolong.
- Pemanfaatan tebing-tebing yang tinggi sebagai tempat pemanjatan tebing tingkat yunior.
- Memperkenalkan dan mempromosikan 9 sumber mata air tawar.
2. Areal Tugu Pahlawan
- Perbaikan Tugu Pahlawan dan pembuatan taman keliling pada tugu pahlawan denan r 5 m.
- Pemanfaatan lokasi pada sebelah barat tugu pahlawan sebagai taman rekreasi dan hiburan anak-anak sebagai berikut ;
i. Pembuatan Kolam renang Air Tawar,  dengan mengambil lokasi tepi tebing. (lebih dari 1 kolam).
ii. Pembuatan Permainan Anak-Anak
iii. Pembuatan tempat party coctail.
iv. Pembuatan tempat pameran lukisan.
v. Pembangunan mini café untuk kebutuhan soft dink pada lokasi kolam renang.
3. Areal Yeh Kutikan.
- Pembangunan area arung jeram untuk anak-anak.

4. Areal Enjung Sibun.
Areal enjung sibun merupakan tempat yang sangat strategis untuk dikembangkan sebagai panggung alami untuk pementasan-pementasan kesenian yang  bernuansa alami. Tempa ini tidap perlu dibangun bangunan fisik, tetapi perlu penataan tebing-tebing sehingga memungkinkan adanya tempat yang baik dan datar untuk pementasan-pemantasan.
Posisi dan lokasinya adalah sangat menarik untuk melaksanakan atraksi kesenian dimana menggunakan tanah lot dan sunsetnya sebagai latar belakang.
Jadi yang diperlukan dalam pengembangan areal enjung sibun adalah penataan-penataan tebing-tebing yang ada untuk dibentuk sebagai tempat yang datar untuk melaksanakan pementasan, yang memuat tempat penonton maksimal 100 orang dan penari 100 orang. Bilanama pemerintah mampu menyediakan tempat ini, memungkinkan dapat dipergunalan oleh NBR, Hotel lainnya dan pemasaran oleh manajemen operasional untuk  even-even tertentu.
Disamping hal di atas,  pada areal enjung sibun pada sebelah timur juga cocok untuk dikembangkan budidaya organisme laut yang bernilai tinggi seperti udang laut.
5. Areal  Parkir dan Pasar.
Areal Parkir
Tempat parkir merupakan permasalahan yang ada di Obyek Wisata Tanah Lot, khususnya tempat parkir untuk musim-musim ramai, dimana para costumer atau pengunjung tidak dapat dilayani dengan baik karena kurangnya kapasitas parkir yang ada pada hari-hari tersebut. Hari – hari yang tergolong ramai biasanya sebagai berikut ;  hari  tahun baru, hari natal, hari lebaran, hari Piodalan Pura Luhur Tanah Lot, Piodalan Pura Luhur Pakendungan,  liburan murid  bulan juni-juli.
Setiap ke 7 hari besar tersebut di atas, rata-rata kekurangan luas parkir adalah ½ dari luas parkir yang ada sekarang, yang dipersiapkan untuk roda 4 dan roda 6.
Untuk menentukan besarnya luas parkir bersama ini disajikan data akomodasi kendaraan  dengan mengambil sampel pada tahun 2001 sebagai berikut

Tabel
Jumlah Pengguna Parkir Obyek Wisata Tanah Lot
Obyek Wisata Tanah Lot.
Tahun 2001
Bulan Roda 2 Roda 4 Roda 6

Januari     3.100    13.153     1.399
Pebruari     1.581     8.873     1.248
Maret     4.753    12.570     2.204
April     1.775    10.044     1.142
Mei     1.742    10.923     1.312
Juni     1.989    11.552     2.247
Juli     2.487    18.183     1.928
Agustus     2.184    14.143        965
September     3.418    12.465        839
Oktober     3.020    12.413     1.335
Nopember     1.724     7.788        745
Desember     2.618    22.171     1.418
Jumlah    30.391  154.278    16.782
Rata-Rata     2.533    12.857     1.399
 Sumber : BO.OWTL
Tabel
Kapasitas Standar Penggunaan Parkir Berdasarkan Luas Parkir
Per Hari
(sample tanggal 10 Desember 2002)

Keterangan Roda 2 Roda 4 Roda 6

Standar Dalam 12 Jam          80        967          75
Standar  Per Bulan     2.400    29.010     2.250
Standar Per Tahun    28.800  348.120    27.000
Standar Per jam            7          81            6

Penjelasan pada tabel….. di atas sebagai berikut ;
- Standar penggunaan parkir dalam 12 jam operasi adalah sebanyak 80 unit kendaraan roda dua, 967 kendaraan roda empat, dan 75 unit kendaraan roda enam.
- Dari standar kapasitas dalam 1 hari atau 12 jam, bahwa kapasitas perjam adalah 7 unit kedatangan roda dua per jam, 81 unit kedatangan roda empat perjam dan 6 unit kedatangan roda enam per jam.
- Rata-rata wisatawan berkunjung  adalah 2 jam,  bahwa rata-rata kapasitas yang tertampung dalam 2 jam dengan kesinambunga masuk dan keluar adalah 14 unit roda dua, 162 unit roda empat dan 12 unit  roda enam.
Jadi dapat ditentukan kapasitas penggunaan jasa parkir dalam hitungan 2 jam length of stay dari wisatawa adalah sebagai berikut ;
1. Pengguna jasa Parkir  Roda 2 adalah 14 unit
2. Pengguna jasa parkir roda empat adalah 162 unit.
3. Pengguna  jasa parkir roda enam adalah 12 unit.

Bilamana kita perbandingkan dengan jumlah penggunaan jasa parkir dalam 1 tahun dalam tahun 2001 dengan kapasitas standar yang ada yaitu perbandingan antara tabel ………dengan tabel …………di atas, bahwa rata-rata penggunaan kapasitas standar dalam 1 tahun ditunjukkan sebagai berikut ;
1. Kapasitas Parkir roda 2 melebihi kapasitas sebesar 6% dari standar kapasitas yang ada dimana angka kelebihannya sebesar 1.591 unit pertahun.  Kelebihan dari standar kapasitas yang ada belum termasuk hari piodalah pura luhur pakendungan dan pura luhur tanah lot.
2. Kapasitas standar parkir roda 4 terpenuhi sebesar 44% dalam 1 tahun dari standar yang ada, dan kelebihan kapasitas tempat parkir sebesar 538 unit per hari dengan rata-rata kendaraan parkir dalam 2 jam. (jumlah tersebut belum temasuk penggunaan parkir pada saat piodalan pura luhur pakendungan dan piodalah pura luhur tanah lot).
3. Kapasitas parkir roda 6 terpenuhi sebesar 62% dari standar yang ada dan kelebihan kapasitas tempat parkir sebesar 28 unit per hari dengan rata-rata kendaraan parkir dalam 2 jam.
Dengan perhitungan rata-rata di atas ditunjukkan bahwa penggunaan jasa parkir masih kecil dari kapasitas parkir yang ada sekarang.

Berdasarkan pengamatan dilapangan yang dilaksanakan pada hari-hari besar seperti yang ditunjukkan dalam tabel dibawah dengan pengambil sample pada tahun 2002  sebagai berikut  ;

Tabel
Jumlah  Penggunaan  Parkir  Di Atas Kapasitas Standar
Dalam Tahun 2002
No Bulan Roda 2 Roda 4 Roda 6 Over & Lower Kapasitas
R2 R4 R6
1 01-Jan-02 1.269 1.421 70 -1.189 -454 5
2 22-Jun-02 54 387 133 26 580 -58
3 23-Jun-02 120 478 112 -40 489 -37
4 24-Jun-02 31 342 128 49 625 -53
5 25-Jun-02 49 363 157 31 604 -82
6 26-Jun-02 39 407 172 41 560 -97
7 27-Jun-02 41 427 130 39 540 -55
8 28-Jun-02 43 467 126 37 500 -51
9 29-Jun-02 40 446 120 40 521 -45
10 30-Jun-02 160 575 167 -80 392 -92
11 01-Jul-02 58 541 142 22 426 -67
12 02-Jul-02 42 520 120 38 447 -45
13 03-Jul-02 50 621 113 30 346 -38
14 04-Jul-02 54 710 115 26 257 -40
15 05-Jul-02 64 656 120 16 311 -45
16 06-Jul-02 78 842 136 2 125 -61
17 07-Jul-02 176 919 168 -96 48 -93
18 08-Jul-02 55 745 111 25 222 -36
19 09-Jul-02 94 704 86 -14 263 -11
20 06-Des-02 175 1.105 52 -95 -138 23
21 06-Des-02 290 1.528 75 -210 -561 0
22 06-Des-02 173 1.461 78 -93 -494 -3
23 06-Des-02 92 1.233 81 -12 -266 -6
24 06-Des-02 101 996 55 -21 -29 20
 Sumber ; BO.OWTL
Keterangan Tabel :
a) Tanda negatif menunjukkan kekurangan kapasitas
b) Tanda Positif menunjukkan kelebihan kapasitas.
Penjelasan Tabel (Kapasitas 12 jam Operasi)
a) Roda dua
Titik tertinggi kekurangan kapasitas parkir roda dua adalah sebesar 1.189 unit peluang angka ribuan terjadi 1 tahun sekali, dengan rata-rata pertambahan kedatangan sebesar 99 unit per jam, dengan kebutuhan tempat adalah sebesar 298 unit per 2 jam.
Nilai ratusan sebesar 210 dengan peluang terjadinya 1 tahun sekali, dengan rata-rata pertambahan kedatangan sebesar 18 unit per jam, dengan kebutuhan tempat adalah sebesar 36 unit per 2 jam
Dan dibawah angka ratusan dengan range 100 unit kebawah  adalah terjadi sebanyak 8 kali.
b) Roda Empat
Titik tertinggi kekurangan kapasitas parkir roda empat pada range angka 600 – 300 adalah terjadi 4 kali peluang dalam 1 tahun, dengan rata-rata pertambahan kedatangan sebesar 47 unit per jam, dengan kebutuhan tempat adalah sebesar 94 unit per 2 jam.
Titik kekurangan kapasitas dengan range angka dibawah 200 adalah peluang sangat kecil terjadi.
c) Roda Enam
Titik kekurangan kapasitas parkir roda 6 adalah berimbang pada range 100 – 11 dan terjadi sebanyak 18 kali dalam 1 tahun, dengan rata-rata kedatangan maksimal sebesar 8 unit per jam dengan kebutuhan tempat adalah 16 unit per 2 jam.
Pada saat kekurangan kapasitas untuk parkir bus sesuai dengan data pada tahun 2002 tabel di atas, dimana kapasitas parkir untuk roda empat belum over kapasitas.
Jadi kekurangan kapasitas parkir dalam 1 tahun  peluang terjadinya dibawah 30 kali  atau 30 hari, dan ditambah dengan jari piodalan Pura Luhur Pakendungan dan Pura Luhur  Tanah Lot.
Berdasarkan hitungan rata-rata bahwa tingkat penggunaan parkir masih dibawah dari kapasitas yang ada, namun perlu diantisipasi khusu pada          hari-hari besar / ramai dimana akan memberikan arti yang lebih atas pelayanan pada musim ramai dimana  kebutuhan tempat parkir sebagai berikut ;
1. Untuk roda 2 dengan daya tampung maksimal 298 unit kendaraan.
2. Untuk roda 4 dengan daya tampung maksimal 100 unit kendataan (pembulatan angka 94)
3. Untuk roda 6 dengan daya tampung maksimal 16 unit kendaraan.
Mengingat volume keramaian sangat kecil terjadi, dan bilamana dihubungkan dengan perkembangan kedatangan wisatawan dari tahun ke tahun yang mengalami peningkatan,  dimana peningkatan tersebut akan proporsional dengan kebutuhan tempat parkir. Dengan demikian perlu dipikirkan lebih dini untuk penentuan investasi, mengingat investasi yang dilaksanakan pada tempat parkir berupa akktiva berwujud dimana proses ekonomi akan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Adapun alternatif yang  digunakan untuk pembuatan tempat parkir adalah sebagai berikut ;
1. Menambah dan membuat lahan baru dengan pembelian tanah,
2. Atau memanfaatkan lahan yang ada dengan pembuatan parkir bawah tanah.

Areal Pasar
Pasar merupakan  komponen penunjang dari pariwisata berupa tersedianya penjual barang-barang cendera mata, makanan dan minuman. Pasar juga merupakan faktor dari potensi konflik bila dihubungkan dengan panorama alam yang alami, bilamana insfrastruktur bangunan pasar tidak ditata dengan baik.
Sesuai dengan perkembangan jenis pasar sebagai komponen dari pariwisata yang ada di tanah lot adalah sebagai berikut ;
1. Pasar yang menjual barang-barang cenderamata, dimana jenis pasar ini dikenal dengan artshop.
2. Pasar yang menjual makanan kecil, dan buah –buahan, dengan  jenis bangunan berbentuk los.
3. Rumah makan, dan Restarurant,  café.
Ketiga komponen pendukung itu adalah tersedia di Obyek Wisata Tanah Lot.

Postingan populer dari blog ini

Studi Kelayakan Pengelolaan Obyek Wisata Tanah Lot Tahun 1999

INOVASI PRODUCT PHOTOGRAPHY DALAM ERA DiGITAL OLEH : I MADE NUARTA